Aku
Seseorang
yang tersesat di jalan yang benar
Mungkin
satu-satunya yang tersesat di sini
Tersesat
di jalan yang penuh cabang ini
Tersesat
di kota yang penuh keramaian ini
Tersesat
di tengah hiruk pikuk ini
Aku
rindu, merindu akan setiap waktu
Yang
mungkin telah terlewat
Dan
tak mungkin bergerak
Seorang
pengecut yang tersesat
Sosok
yang ada di dalam cermin sana
Dan
aku tak berontak
Aku
lemah, aku lelah
Aku
rindu cinta
Aku
rindu rasa
Lidah
berpilin di ‘tiap ujung telinga
Tangan
halus di tepi karang jalanan
Aku
tersesat di saat semua menghilang
Ingin
ku bertahan
Dan
aku mampu
Namun
hati tetap meradang
Sakit
bukan lagi halangan
Luka
bukan lagi tantangan
Hanya
sebuah kenangan
Seakan
tak mampu melangkah
Seakan
tak sanggup menatap masa depan
Tetap
terpaut masa silam
Bagai
langit yang temaram
Kala
senja menjelang
Senja
di ufuk timur yang membayang
Dan aku masih mencoba bergerak
Maju melangkah di sana
Merangkak, menggapai segala yang ada
Ingin ku pulang membuang
Lupakan sesat yang bertulang
Namun masa tiada terkenang
Senjaku di ufuk timur
Temaram fajarku telah berganti
di atas langit
semasa senja di ufuk timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar