1. Pengamen: Penengah keadan (Pr)
2. Penjual Koran: Idealis, Pemimpi(Rk)
3. Anak Sekolahan: Peragu, Pemimmpi (Nr)
4. Setan 1: Provokator, Pemadam Harapan (Ls)
5. Setan 2:: Pengritik, Pemadam Harapan (Hr)
6. Setan 3: Pesimist, Pemadam Harapan (Er)
7. Setan 4: Penyombong, Pemadam Harapan (Dn)
8. Pejabat dan Eksekutif 1&2: Peremeh Keadaan
(Yg, dan Hs)
9. Malaikat 1, 2 & 3: Pembangkit
Harapan (Yw, Ul, Am)
Pr: (Masuk , menyanyikan 1 bait lagu
Tanah Air Beta atau Reff. Merawat Indonesia) Bahwasanya, manusia berada dalam
kesia-sian, kecuali mereka yang beriman, mengerjakan kebaikan, dan yang saling
mengingatkan tentang kebenaran dan kesabaran.
Rk: (Masuk setengah berlari) Wahai
kawan……coba dengarlah! Dengarlah panggilan perjungan untuk bangsa, Perjuangan
untuk wujudkan mimpi kita, mimpi semua.
Nr: (Masuk biasa) Ah, kukira......perjuangan
bangsa telah lama berakhir, Sobat! Bersama gaung Sukarno pada proklamasinya, 68
tahun yang lalu!
Rk: (Menghampiri) Oh, tidak kawan. Bukankah
Sukarno pernah berkata, Beri aku sepuluh pemuda, maka akan aku goncangkan
dunia,
Nr: Jadi, kamu ingin menjadi satu dari
sepuluh pemuda itu?
Rk: Tidak, kawan......akulah yang akan
menjadi Sukarno itu sendiri, mewarisi semangat juangnya. Semangat juang
negarawan, menjadi pahlawan meski tiada dikenang.
Dn: Tidak mungkin......(Berteriak dari
luar) Tak mungkin mimpi itu nyata dengan semua kondisimu! Pungguk cukup
merindukan perdu saja! Pungguk kok rindu dipeluk bintang!
Hr: Hahaha.....coba tengok keadaanmu, Kawan!...
...keadaan kita!... .. begitu penuh lubang dan luka yang menganga!
Ls: Bagaimana bisa, orang seperti kamu,
orang seperti kita, menjadi pahlawan bangsa
Er: Lihat... kita hanya mampu berjalan
sampai di sini.
Dn: Dan apa yang bisa dilakukan oleh orang
seperti kita?
Rk: Ah, tidak! Langkah kita masih amat
jauh kawan! Langkah untuk menjadi negarawan ‘tuk merawat keberdayaan bangsa!
Juangkan mimpi ‘tiap insan!
Ls: Kalian itu hanya Penjual Koran, dan
anak sekolahan yang papa
Hr: yang hanya bisa membual tentang
mimpi...Tanpa ada perwujudan
Pr: (menyanyi Reff I can’t be perfect 1
kali)
Hr: Lihat! Pengamen saja tahu bahwa
kita tidak sempurna (sambil berjalan mendekati Pri dan Duduk di sampingnya)
Er: Dan tahu... kita hanya bisa
duduk...diam...melihat...dan mendengarkan (Menyusul Hr)
Nr: Tapi... akan kemana Indonesia bila
pemuda nya berprinsip seperti ini?
Rk: Kita, perlu bangkit dalam
kebersamaan..... kita perlu bergerak dalam perjuangan..... dan kita perlu
bersama, untuk memberdayakan.....
Dn: Namun sebelumnya kita juga perlu
makan.....Tanpa makan kita tak bisa berdiri, tanpa makan kita tak bisa
berpikir, tanpa makan kita tak bisa melanjutkan mimpi.
Ls: Dan kita perlu uang untuk
makan....kita perlu uang untuk hidup...Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya
butuh uang!
Rk: Tidak! Impian kita ini haruslah
menyala, dengan segala yang kita miliki, meski itu retak-retak. Sebab impian
adalah kenyataan di masa depan.
Nr: Aku tahu, meski jauh dalam
hati...mimpi ini hanya ingin wujudkan mimpi semua orang
(Diam sejenak
Hs: (Berjalan masuk) Hai, orang besar!
Lihatlah! Ada tontonan indah di sini! Tontonan yang pasti tak ingin kau lewatkan
Yg: (Masuk) Tontonan apakah gerangan,
wahai yang mengaku wakil bangsa! Seindah apa hingga kau rela meninggalkan
permainan uang kita>
Hs: Lihatlah! Dengarlah! Bualan mimpi
dari para orang miskin ini! Tak sadarkah mereka, tak ada tempat bagi mereka.
Yg: Biarlah, biarkan saja mereka dengan
angan kosong mereka. Tinggalkan saja!
Hs: Aku tiada tahan wahai orang besar!
Untuk menghampiri mereka di sini, mendengar bualan mereka, dan melihat
mimpi-mimpi mereka jatuh dan yang tersisa hanya kosong belaka.
Yg: Ah, aku saja bosan dengan
orang-orang seperti mereka yang bertebaran di negeri ini.
Hs: Sudahlah, mari kita pergi. Masih
banyak permainan uang yang harus kita lakukan. Kita tinggalkan saja mereka
dengan bualan mimpinya.
(Yg&Hs melangkah keluar, suasana
diam sejenak)
Ls: Lihat! Lihatlah orang yang
seharusnya ikut membangun negeri ini! Mereka melupakan kita! Mereka hanya
peduli dengan uang mereka! Masihkah kau tak sadar? (Menyusul Hs)
Dn: Bahwa mimpimu hanyalah bualan, dan dengan
keadaanmu ini kau tak akan mampu menjadi apapun
Pr: (Lagu sedih)
Am: Harapan itu masih ada, Sobat!
Yw: Ya, harapan itu masih ada! Ia masih
tetap bersemai di sini, di dalam hati ini.
Ul: Dan harapan kita masih akan terus
bersemi, lalu ia akan mengakar kuat dalam sanubari
Am: Kita hanya harus percaya saja,
kawanku!
Yw: Percaya pada mimpi-mimpi kita, pada
sahabat-sahabat kita, pada orang yang kita sayangi
Ul: Dan percaya pada Tuhan kita, Allah
Yang Mahakuasa
Hr: Kalian tahu apa tentang percaya!
Tahu apa tentang semua kenyataan di dunia!
Am: Kita memang tak tahu apa-apa, namun
tak berati kita tak bisa melakukan apa-apa
Yw: Mari kawan, mari kita bangkit
bersama. Hidupkan harapmu, nyalakan asa mu, kuatkan jiwamu
Ul: Lalu biarkan mimpimu terbang,
lepaskan beban, dan berlarilah, genggam anganmu
Am: Kita di sini akan terus bersama,
sebab mimpi besar hanya akan nyata bersama orang-orang yang besar yang berjuang
bersama
Yw: Dan tak ada yang tak mungkin di
dunia ini bila Allah bersama kita
|

Am: Langkahkan kakimu, gerakkan
tanganmu, bebaskan pikirmu.
Yw: Dengarkan hatimu, raih mimpimu, dan
kita perindah dunia
Ul: Kini, biarkan para pembunuh harapan
berkicau sesuka mereka. Namun, jangan biarkan mereka racuni hatimu.
Yw: Kini, hanya ada kamu,dan para
sahabatmu yang akan mengawal mimpi-mimpi kita. Mimpi dan harapan ‘tuk mengawal
dunia menuju gerbang keindahannya
Am: Bahkan bila kamu yakin, orang-orang
besar akan sadar...bahwa keadaan bukan untuk ditangisi atau ditertawakan. Tapi
untuk diselamatkan dan dihidupkan.
Hs: Sebab, yang terpenting bukanlah
mimpi kita, namun bagaimana mimpi kita bisa mewujudkan mimpi-mimpi yang lain
Yg: Mimpi-mimpi yang akan mewarnai
dunia.
Dn: Dan mungkin, juga akan mampu
membungkam cemooh kesombongan
Ls: Jadikan luka bagai kenangan
Hr: Ubah kritikan jadi cambukan
Er: Dan akan sanggup bangkitkan
semangat dalam jiwa manusia.
Rk: Ya, aku tahu......mungkin semua ini
akan mustahil bila aku sendiri. Namun aku yakin kawanku, bila kita bersama,
dengan segala yang kita punya, mimpi apa pun akan jadi nyata.
Nr: Bukan hanya mimpi kita, namun juga
mimpi bangsa.
Yg: Bangsa kita tak butuh mimpi besar,
wahai pemuda.
Hs: Bangsa kita cukup dengan mimpi kecil,
namun dimiliki oleh semuanya.
Pr: Yakni mimpi untuk merawat
Indonesia, harapan dalam kebersamaan, untuk memberdayakan.
(Song End)
Pri: (Epilog)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar