Jalan ini jalan
bersalju
Menghampar sejauh
mata menerawang
menembus hingga horison di depan
Memutihkan mata
dan juga jiwa
Silaukan karsa
ciptakan maya
Dan ini adalah jalanku
Jalanku berselimut salju
yang nampak putih nan suci
seakan
tiada bernoda, namun dingin
hingga membekukan
mimpi dan asa,
yang
menggunung, menutupi jalanku
Jalanku tertutup
salju
Tepat di ujung
jemari kakiku
hingga tiada lagi langkah tersisa
hingga tak ada
lagi ranah kering
untuk kaki ini berpijak
sebab salju menghalangi langkah
Langkahku terhalang salju
Menutup semua pilihan dan
kemungkinan
mengurung
diri dalam dingin yang sunyi
kemana lagi ku
‘kan pergi?
ke arah mana langkah kugerakkan?
Terkobar gurun api di kananku
dan menggunung samudera di
kiriku
sementara
tak ada langkah kembali,
tanah ini sekali pijak
yang lenyap setelah melangkah
Dan aku terkurung di sini
Di tengah padang yang telah berhujan
salju ini
yang ‘kan dilewati badai ini
Sementara mimpi itu kian nampak
di depan sana
Di
batas horison, di padang mimpi
Jejakku kian
tertutup salju
Seiring ragaku diterpa kapas-kapas putih
yang kaku
Dan angin pun tak sanggup lagi
berhembus
ia
membeku di ujung-ujung lembah
Aku sungguh
terjebak di sini
Di tengah padang
mimpi yang kuciptakan sendiri
Padang mimpi yang
kukhayalkan tak akan pernah mati
tapi ternyata
kini menjadi sunyi
karena salju berderai seperti tiada akan
berhenti
Salju turun di padang mimpiku
Menutupi jalanku
Menghalangi langkahku
Membekukan
kehidupanku
Lalu aku
mendongak,
kuteriakkan pada Yang Di Atas sana,
“Aku tak akan
berhenti di sini!
Lihatlah, aku
akan menerjang semua ini!
Aku tak butuh
apapun di sini!
Ini duniaku! Ini padang mimpiku!”
Dan aku pun berlari,
terus berlari mengoyak timbunan
salju
menerjang
danau beku yang memuakkan
Lalu aku berlari
tiada lagi peduli
Istana mimpiku itu
tak pernah ada, ia hanya fatamorgana
Begitu tersadar, aku telah beku terkubur salju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar