LAPORAN GPS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Akustik adalah suatu metode yang menggunakan suara
atau bunyi yang timbul dari getaran mekanik suatu permukaan benda. Sedangkan
Akustik Kelautan merupakan teori yang membahas tentang gelombang suara dan
perambatannya dalam suatu medium air laut. Acoustic
System mulai dikenal dan populer dengan istilah SONAR (Sound Navigation
And Ranging). Pada dekade 70-an barulah secara intensif diterapkan dalam
pendeteksian dan pendugaan stok ikan, yakni dengan dikembangkannya analog echo integrator dan echo counter. Kemudian setelah diketemukan Digital Echo Integrator, Dual Beam Acoustic System, Split Beam
Acoustic System, Quasi Ideal Beam System dan aneka Echo Processor canggih lainnya.
Pengetahuan
mengenai dasar laut mulai berkembang setelah ditemukannya alat echosounder diatas. Kegunaan dari alat ini adalah
untuk pengukuran kedalaman laut, pengidentifikasian dasar laut, mendeteksi
gerombolan ikan di bagian bawah kapal. Gelombang yang dipancarkan oleh echosounder adalah vertikal. Alat yang
bekerja berdasarkan ketepatan perbedaan waktu pada saat transmisi pulsa dan
perjalanan echo dari dasar perairan. Kedalaman perairan di bawah kapal
dapat dihitung dari kecepatan suara di air laut. Sedangkan alat ukur kedalaman
menggunakan Echosounder beserta alat bantu lainnya (Waldopo, 2008).
Pemrosesan
didukung oleh peralatan lainnya; komputer; GPS (Global Positioning System), Colour
Printer, software program dan kompas. Sistem ini didesain untuk memberikan
informasi mengenai waktu di seluruh dunia, memberikan posisi dan kecepatan tiga
dimensi yang teliti. Sistem ini juga dapat digunakan di segala cuaca sedangkan GPS adalah singkatan dari Global
Positioning System yang merupakan system untuk menentukan posisi dan
navigasi secara global dengan menggunakan satelit. Sedangkan GPS sendiri adalah sistem satelit navigasi yang
dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (United States Departemen of Defense), dan dikelola oleh United States Air Force 50th
Space Wing. Nama asli satelit ini adalah NAVSTAR GPS, tetapi kemudian lebih
popular dengan sebutan GPS (Zinoviev, 2005 dalam Sudibyo, 2010).
1.2 Tujuan
dan Manfaat Praktikum
Tujuan
dari praktikum Akustik Kelautan mengenai GPS antara lain:
a.
Untuk
mengetahui prinsip dasar (skema kerja) dan fungsi GPS.
b.
Untuk
mengetahui bagian-bagian alat GPS serta
fungsi dan cara perangkaiannya.
c.
Untuk
mengetahui cara kerja dan cara pengoperasian GPS di bidang perikanan serta
kelebihan dan kekurangannya.
Adapun manfaat dari praktikum Akustik
Kelautan mengenai GPS adalah:
a.
Mahasiswa
mengetahui prinsip dasar dan fungsi GPS.
b.
Mahasiswa
mengetahui bagian-bagian alat GPS serta fungsi dan cara perangkaiannya.
c.
Mahasiswa
mengetahui cara kerja dan cara pengoperasian GPS di bidang perikanan serta kelebihan dan kekurangannya.
Praktikum ini
dilaksanakan dengan maksud agar memahami dan mampu menjelaskan fungsi dari GPS.
Serta agar praktikan mampu menjelaskan dan memahami prinsip kerja dari GPS.
Selain itu dimaksudkan agar praktikan mampu menjelaskan dan memahami komponen
dari GPS.
1.3 Tempat
dan Waktu Pelaksanaan
Praktikum
akustik kelautan mengenai GPS ini
dilakukan sebanyak dua kali, yakni praktikum laboratorium dan praktikum lapang.
Praktikum laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Penangkapan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, pada hari Rabu, 9 Oktober
2013, pukul 10:00-10:45.
Sedang
praktikum lapang dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 November 2013, pukul
10:00-13:00 WIB, yang bertempat di Kolam Pemancingan Lembah Dieng, Kota Malang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian GPS
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan
penentu posisi yang memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi dan informasi
waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa tergantung kepada waktu dan cuaca
(Abidin et al., 2009).
GPS (Global Positioning System)
adalah sebuah sistem atau proses untuk menentukan suatu posisi manapun di
planet bumi ini berdasarkan 4 faktor: latitude, longitude, altitude dan time.
Istilah lengkap GPS adalah NAVSTAR-GPS (Navigation System Timing And Ranging
– GPS). Dibangun oleh Departemen Pertahanan U.S.A dengan dua tipe
pelayanan: (1) SPS (Standard Positioning System untuk warga sipil), dan
(2) PPS (Precise Positioning System untuk militer). Satelit GPS pertama, diluncurkan pada 22
Februari 1978. Fungsi GPS selain untuk menentukan posisi dari sesuatu
benda/hal, GPS digunakan juga untuk menentukan variable-variabel turunan
seperti: (1) Kecepatan, (2) Percepatan (Akselerasi), (3) Arah laju, dan (4)
Ukuran Interval (i.e. Jarak, Selang Waktu)
(Firdaus, 2010).
GPS atau Global Positioning System, merupakan
sebuah alat atau sistem yang dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya
dimana dia berada (secara global) di permukaan bumi yang berbasiskan satelit.
Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio dengan data digital. Dimanapun
berada, maka GPS bisa membantu menunjukan arah, selama melihat langit. GPS (Global Positioning System) adalah sistem
navigasi yang berbasiskan satelit yang saling berhubungan yang berada di
orbitnya. Satelit-satelit itu milik Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Departemen of Defense) yang pertama kali
diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit.
Differensial
GPS (DGPS) adalah metode lain yang dapat digunakan untuk mereduksi pengaruh ionosfer.
Walaupun DGPS dapat menghasilkan akuarsi level sentimeter, tetapi metode ini
hanya efektif untuk skala lokal dalam jangkauan sekitar 50 km. Untuk skala
regional DGPS tidak dapat digunakan. Jika harus digunakan maka dibutuhkan
banyak GPS yang harus dioperasikan pada jarak sekitar 50 km, yang tentunya
koreksi ionosfer skala regional menggunakan DGPS menjadi tidak efektif. Dengan
alasan tersebut Wide Area Differential
GPS (WADGPS) dan Regional Area
Differensial GPS menjadi semakin banyak digunakan untuk mengatasi
keterbatasan metode konvensional DGPS (Buldan et al, 2006).
2.2 Komponen Bagian-bagian dan Fungsi
GPS
2.2.1 Unit Antena
Dikatakan bahwa rangkaian menerima
sebuah echosounder mirip dengan
radio. Menerima sirkuit radio mengambil sinyal dari gelombang radio yang
diterima dengan antena (deteksi) dan memproses sinyal elektromagnetik untuk
mengembalikan mereka ke suara yang dapat didengar. Karena sinyal yang diterima
adalah samar, mereka harus diperkuat untuk berkekuatan diperlukan pada tahap
deteksi dan melewati filter (sinyal sirkuit pengolahan) untuk menolak
kebisingan (Mizuno, 2013).
Jadi, antena pada GPS pada dasarnya
berfungsi untuk menangkap sinyal yang dipancarkan satelit. Dengan jumlah
minimal empat satelit yang dapat ditangkap oleh antena GPS, maka bisa diketahui
letak dari alat GPS tersebut berupa kooridnat lintang buur. Selain itu, antena
GPS juga berfungsi untuk memancarkan sinyal yang digunakan untuk mengetahui
letak alat tersebut oleh peralatan deteksi yang lain.Unit antena bertugas untuk menerima
dan menyimpan data yang ditransmisikan oleh stasiun-stasiun pengontrol,
menyimpan dan menjaga informasi waktu berketelitian tinggi (ditentukan di jam
ataomik pada satelit) dan memancarkan signal dan informasi secara kontinyu ke
penerima atau receiver (Winardi, 2006).
2.2.2 Unit Display/Recorder
Proses
yang dijelaskan di atas dilaksanakan di sirkuit menerima secara analog.
Untuk menunjukkan sinyal tercermin di ekstrak pada
display, namun, mikro di sounder gema analog proses mereka secara
digital. Berkat proses
ini, kita secara visual dapat melihat bentuk dasar
laut dan gerombolan ikan tidak hanya sebagai besarnya sinyal terpantul tetapi juga sebagai bentuk yang lebih realistis. Dalam hal ini, sounder
gema analog juga
melakukan pengolahan digital pada
tahap akhir dari operasi (Mizuno, 2013).
LCD
digunakan untuk menampilkan informasi yang dihasilkan berupa koordinat hasil
pembacaan GPS. Display dioperasikan dengan mode 4 bit dengan tujuan untuk
penghematan port. Selain itu, kondisi di volt inisialisasi display dari
codevision AVR menggunakan 4 bit (Budiawan et
al., 2010).
Display
pada GPS berguna untuk menampilkan informasi yang ditangkap oleh antena.
Informasi yang berupa sinyal analog tersebut ditampilkan berupa gambar yang
bisa dengan mudah diinterpretasikan. Dengan kata lain, display GPS digunakan
untuk mengubah data analog menjadi data digital, yang selanjutnya data digital
tersebut dapat disimpan dan diolah untuk keperluan yang lebih lanjut.
2.2.3 Receiver
Sebuah sistem
tracking yang umum digunakan adalah dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). Karena dengan menggunakan GPS kita dapat
mengetahui koordinat lintang dan koordinat bujur dari suatu tempat atau titik
di permukaan bumi, sehingga dapat ditentukan dengan menggunakan GPS
receiver yang merupakan koordinat lintang dan bujur dari GPS receiver itu
sendiri. GPS receiver akan memberikan
data keluaran berupa data posisi (koordinat lintang dan bujur), waktu,
kecepatan, serta arah dari GPS receiver tersebut (Abidin, 2000).
Satelit-satelit
GPS memancarkan data yang mengindikasikan lokasinya dan waktu tertentu. Semua
satelit GPS dioperasikan secara sinkron, jadi sinyal yang berulang-ulang
dipancarkan pada saat yang sama. Sinyal bergerak pada kecepatan cahaya, tiba di
receiver GPS dengan perbedaan waktu yang kecil, karena beberapa satelit
memiliki jarak yang lebih jauh dari yang lain. Jarak ke satelit GPS dapat
diperhitungkan dengan memperkirakan jumlah waktu yang dibutuhkan sinyalnya
untuk mencapai receiver. Ketika receiver memperkirakan jarak dari sekurangnya 4
satelit GPS, ini cukup untuk mengkalkulasikan posisi dalam 3 dimensi (Bafdal et al., 2011).
Receiver GPS
memiliki peran yang hampir sana seperti antena. Namun receiver hanya berfungsi
menerima sinyal dari sekurang-kurangnya empat satelit, posisi GPS bisa ditentukan
dalam tiga dimensi. Selain itu, receiver juga berfungsi memperkuat sinyal yang
masuk atau ditangkap oleh antena.
2.2.4 Transmiter
Subsistem
transmitter terdiri atas sensor gas, sensor suhu, mikrokontroler dan dua buah
anena yaitu antena GPS dan antena GSM. (Taryudi, 2009). Seperti halnya istem
navigasi lainnya, sistem doris bekerja berdasarkan effect doppler yaitu terjadinya pergeseran antara frekuensi
dipancarkan oleh transmitter dan frekuensi yang diterima oleh receiver
(Sudibyo, 2008).
Menurut Wibowo
(2011), transmitter merupakan salah satu komponen radar yang menghasilkan pulsa
gelombang elektromagnetik. Pulsa tersebut disalurkan ke scanner untuk selanjutnya dipancarkan keluar menuju objek. Sehingga
transmitter berperan sebagai pengirim sinyal ke satelit.
Transmitter
GPS berperan sebagai penghasil dan pengirim sinyal elektromagnetik yang akan
dipancarkan oleh unit antena. Sinyal tersebut berfungsi untuk memberitahukan
lokasi alat yang bersngkutan terhadap alat lain yang menangkap transmisi
sinyal. Transmitter bisa dikatakan memiliki fungsi kebalikan dari unit
receiver.
2.3 Fungsi GPS
GPS
dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, salah satunya adalah untuk
pemantau potensi kegempaan, hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak
kerusakan dari bangunan dan infrastruktur dari gempa bumi (Abidin et al., 2009). GPS dapat memberikan
informasi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol)
sampai dengan puluhan meter. Hingga saat ini GPS merupakan sistem satelit
navigasi yang paling populer dan paling banyak diaplikasikan di dunia, baik di
darat, laut, udara, maupun angkasa. Disamping aplikasi-aplikasi militer,
bidang-bidang aplikasi GPS yang cukup banyak saat ini antara lain meliputi
survai pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan
navigasi, pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang
olahraga dan rekreasi (Abidin H. 2007).
GPS
(Global Positioning System) adalah sebuah sistem atau proses untuk menentukan
suatu posisi, manapun di planet bumi ini berdasarkan 4 faktor, yaitu latitude, longitude, altitude dan time. Istilah lengkap GPS adalah
NAVSTAR-GPS (Navigation System Timing And
Ranging–GPS), yang dibangun oleh Departemen Pertahanan U.S.A dengan dua
tipe pelayanan: (1) SPS (Standard
Positioning System untuk warga sipil), dan (2) PPS (Precise Positioning System-untuk militer). Satelit GPS pertama,
diluncurkan pada 22 Februari 1978. Fungsi GPS selain untuk menentukan posisi
dari sesuatu benda/hal, GPS juga digunakan untuk menentukan variable-variabel turunan
seperti: (1) Kecepatan, (2) Percepatan (Akselerasi), (3) Arah laju, dan (4)
Ukuran Interval (Jarak, Selang Waktu) (Firdaus, 2013).
Menurut
Bafdal et al (2011), beberapa
kegunaan dan manfaat GPS adalah sebagai berikut:
a.
Mengetahui
posisi koordinat.
b.
Menentukan
dan merekam posisi (mark waypoint).
c.
Menentukan
dan merekam jalur pada saat berjalan (mark
on track).
d.
Mengarahkan
untuk mencapai posisi yang telah ditentukan (go to).
e.
Mengarahkan
dan memandu untuk mencapai titik awal keberangkatan melalui jalur lintasan yang
ditempuh pada saat berangkat (trackback).
f.
Membuat
waypoint secara manual tanpa menggunakan data-data hasil perolehan geometris
satelit..
g.
Membuat
dan menyimpan rute perjalanan dari satu waypoint ke waypoint lainnya (route).
2.4 Sistem Pengoperasian / Cara Kerja
GPS
Pada
dasarnya GPS terdiri atas tiga segmen utama, yaitu segmen angkasa yang terdiri
dari satelit - satelit GPS, segmen sistem kontrol yang terdiri dari
stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit, dan segmen pemakai yang
terdiri dari pemakai GPS termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal serta
data GPS. Sinyal GPS yang dipancarkan oleh satelit-satelit GPS menggunakan band
frekuensi L pada spektrum gelombang elektromagnetik. Setiap satelit GPS
memancarkan 2 gelombang pembawa yaitu L1 dan L2 yang berisi data kode dan pesan
navigasi (Shiddiq, 2012).
GPS bekerja
dengan bantuan sinyal 28 satelit yang mengorbit disekeliling bumi. Posisi dari
satelit ini adalah fix (latitude, longitude dan altitude-nya
tidak akan berubah), maka dari itu satelit bisa menghitung posisi relative
sesuatu benda di Bumi. Tiga satelit dapat digunakan untuk menghitung posisi
dalam ruang 3D. Tapi ada kemungkinan kesalahan waktu (time error). Hal ini
terutama karena pembengkokan sinyal (karena gravitasi atau refleksi dan sebagainya).
Jika terjadi Time Error sebesar 1/1.000.000 second, akan terjadi
kesalahan jarak sebesar 300m. Jadi satelit ke 4 diperlukan untuk menjaga agar
kesalahan ini minimum (Firdaus, 2013).
Satelit
GPS memancarkan sinyal pada peralatan yang berada di permukaan bumi. Receiver
GPS menerima secara pasif sinyal satelit dan tidak memancarkan sinyal. GPS
memerlukan ruang terbuka, sehingga hanya digunakan diluar ruangan (outdoor),
dan kadang tidak bekerja dengan baik
pada wilayah yang berhutan atau dekat bangunan
tinggi. Cara kerja GPS bergantung pada referensi waktu yang sangat
akurat, yang terdapat pada jam atom di U.S. Navy Seal Observatory. Tiap satelit
GPS memiliki jam atom didalamnya (Bafdal et
al., 2011)
2.5 Kelemahan dan Kelebihan GPS
Menurut Tim SIG PT.
Geomatik-Konsultan (2010), keuntungan
menggunakan GPS adalah sebagai berikut:
a.
Dapat
dioperasikan 24 jam setiap hari dari lokasi manapun di permukaan bumi.
b.
Dapat
digunakan oleh setiap orang dimanapun berada.
c.
Cara
mengoperasikan sangat mudah.
d.
Cepat
dan mudah mendapat data posisi koordinat geografis.
Sinyal GPS memiliki
beberapa kelemahan seperti lemahnya sinyal karena pengaruh atmosfer atau tidak
ketidakmampuan sinyal menembus benda yang bersifat tebal dan keras seperti
gedung yang dapat
berpengaruh pada penghitungan lokasi penerima. Dengan bantuan jaringan perangkat
nirkabel, kelemahan yang terdapat pada GPS dapat diatasi dengan menggunakan
metode nirkabel. (Puspika et al., 2012).
Keuntungan utama dari
system GPS adalah bisa mendapatkan posisi melalui sinyal dari satelit. Tetapi
GPS memiliki kelemahan yaitu penerima harus pada line of sight dengan satelit, yang merupakan masalah untuk aplikasi
dalam gedung. GPS cocok untuk di luar gedung atau lingkungan outdoor dengan tingkat kesalahan 5
sampai dengan 10 meter. Teknologi lainnya adalah Cellphone. Cellphone
cocok untuk lingkungan outdoor dengan prinsip telephone trunk yang memiliki akurasi 50 m dengan biaya yang
moderate. Namun, akurasi dari sistem posisi berbasis GSM dalam ruangan sangat
dibatasi oleh ukuran sel. Selain itu, efektivitas sistem untuk lingkungan dalam
ruangan juga dibatasi oleh multipath dan pelemahan sinyal (Junyang et al., 2008 dalam Ginting, 2013).
BAB III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan serta Fungsinya
Alat-alat yang digunakan
pada praktikum akustik kelautan mengenai GPS adalah:
a. GPS Map 178 C Souder : untuk mengetahui koordinat lintang bujur,
arah dan kecepatan, mengetahui posisi saat di laut, menentukan rute perjalanan,
menandai tempat-tempat penting seperti tempat yang banyak ikan, tempat yang
dangkal dan sebagainya, serta mengetahui hasil pengamatan berupa suhu,
kedalaman perairan, kedalaman dan stock ikan.
b. Fishfinder : sebagai alat bantu untuk mencari
ikan, mengetahui informasi keberadaan ikan, topografi bawah laut, dan kedalaman
laut
c. Tali rafia : untuk mengikat
transducer di tongkat atau kayu
d. Kayu atau tongkat : Sebagai
alat pegangan untuk meletakkan
transducer ke bawah air
e. Antena : untuk menerima
signal satelit
f.
Aki
: sebagai
sumber energi
listrik
g.
Stopwatch : untuk menghitung waktu pengamatan
h.
Kabel : untuk menyalurkan listrik dari aki ke alat
Adapun bahan yang digunakan antara
lain:
a.
Air aki : sebagai sumber pembangkit listrik pada aki
b.
Air tawar pada kolam : sebagai media tempat dan pengantar
gelombang
c.
Ikan : sebagai obyek pengamatan




















Hasil
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Dari
pengamatan pada praktikum akustik kelautan diperoleh data:
Pengamatan
Ke (Menit)
|
Posisi
Koordinat
|
Suhu
|
Kedalaman
Perairan
|
Kedalaman
Ikan
|
Stock Ikan
|
Keterangan
|
|
Ada
|
Tidak
|
||||||
2
|
Pos 3
Echosounder II
7°57’53” LS
112°35’45” BT
|
81,7°F
|
2,5 ft
|
-
|
-
|
√
|
|
4
|
81,5°F
|
2,4 ft
|
-
|
√
|
|||
6
|
81,7°F
|
2,5 ft
|
2,6 ft
3,0 ft
3,6 ft
8,2 ft
|
√
|
Terjadi kesalahan
pengaatan karena kedalaman ikan melebihi kedalaman perairan
|
||
8
|
81,3°F
|
2,3 ft
|
√
|
||||
10
|
81,5°F
|
1,9 ft
|
√
|
Pada praktikum
lapang akustik kelautan, terdapat 4 pos pengamatan, yakni Pos 1 Echosounder I, Pos 2 Fish Finder I, Pos 3 Echosounder II, dan Pos 4 Fish Finder II. Pengamatan pada tiap pos
dilakukan selama 10 menit, dengan pengambilan data setiap 2 menit. Pengamatan
pada pos 1 dan 3 (Echosounder)
menggunakan alat GPS Map 178 C Sounder. Sedangkan pada pos 2 dan 4 (Fish Finder) menggunakan Fish Finder 60
C. Perbedaan kedua alat tersebut adalah pada Fish Finder tidak terdapat antena untuk mendapatkan informasi
mengenai posisi alat berdasarkan lintang dan bujur dari satelit.
Pada
Pos 1 diketahui titik koordinat lokasi adalah 7°57’55’’ LS dan 112°35’46’’ BT. Pada Pos 2 diperoleh titik
koordinat lokasi yaitu 7°57’54’’
LS dan 112°35’48’’
BT. Sedangkan Pos 3. Posisi koordinat diketahui pada 7°57’53’’ LS dan 112°35’45’’ BT. Pada pos 4, titik koordinat lokasinya adalah 7°57’53’’ LS dan 112°35’47’’ BT. Perbedaan data koordinat
tersebut karena pengaruh perbedaan letak dari GPS itu sendiri.
Posisi
koordinat pada praktikum laboratorium dan lapang sangat berbeda. Hal ini berkaitan
dengan peletakkan GPS, dimana GPS berhubungan dengan antena untuk menangkap
sinyal. Sehingga, antena dan GPS tidak bisa dioperasikan di lokasi yang
terhalang misal di dalam ruangan atau di anatara bangunan tinggi. Sebab hasil pengamatan
lokasi akurat bahkan tidak muncul. Oleh karena itu, pada pengamatan dalam skala
laboratorium penggunaan GPS hanya berupa simulasi karena wilayah sempit dan
berada dalam ruangan. Sedang pada praktikum lapang, penggunaan GPS dilakukan
secara real time karena wilayah lebih
luas dan memungkinkan diperoleh data yang lebih akurat.
Abidin
H (2009) mengungkapkan bahwa GPS merupakan sistem satelit navigasi dan penentu
posisi yang memberikan informasi posisi dan kecepatan tiga dimensi serta
informasi waktu secara terus menerus di seluruh dunia tanpa tergantung pada
waktu dan cuaca. Sehingga GPS banyak digunakan pada kendaraan ataupun kapal
laut, bahkan kapal perikanan juga menggunakan GPS untuk menentukan lokasi fishing ground. Selain untuk melihat
suatu posisi, GPS juga bisa digunakan untuk menentukan dan merekam rute
perjalan sehingga sering dipakai kapal untuk panduan pelayaran.
Menurut Firdaus (2012)
fungsi GPS selain untuk menentukan posisi dari benda atau hal, juga untuk
menentukan kecepatan, percepatan (akselerasi), arah laju, dan ukuran interval
(jarak, selang waktu).
4.2 Funsi Aplikasi GPS dalam Bidang
Perikanan dan Kelautan
Beberapa
kegunaan dan manfaat GPS menurut Bafdal et
al. (2011) yang bisa diaplikasikan dalam perikanan dan kelautan antara lain
a.
Mengetahui
posisi koordinat (misal gerombolan ikan, alat tangkap, atau kapal).
b.
Menentukan
dan merekam posisi (mark waypoint).
c.
Menentukan
dan merekam jalur pada saat berjalan (mark
on track), semisal dalam mencatat atau merekam rute pelayaran.
d.
Mengarahkan
untuk mencapai posisi yang telah ditentukan (go to), contohnya dalam berlayar menuju lokasi rumpon yang
telah dipasang sebelumnya.
e.
Mengarahkan
dan memandu untuk mencapai titik awal keberangkatan melalui jalur lintasan yang
ditempuh pada saat berangkat (trackback).
f.
Membuat
waypoint secara manual tanpa menggunakan data-data hasil perolehan geometris
satelit..
g.
Membuat
dan menyimpan rute perjalanan antar waypoint.
Kegunaan
pokok GPS adalah untuk menentukan posisi lintang dan bujur kapal, menentukan
kecepatan kapal, menentukan jarak tempuh kapal, memperkirakan jarak waktu
datang di pelabuhan tujuan, menentukan sisa waktu tempuh, menyimpan posisi
kapal yang diinginkan, menentukan jejak pelayaran dalam bentuk peta, dan
membuat bagan panduan bernavigasi (Moeshariyanto dan Saputra, 2009). Jadi, pada
umumnya GPS sangat penting digunakan sebagai alat bantu pelayaran dalam
navigasi dan penangkapan. Pada kapal penangkapan, GPS bisa diintegrasikan pada Echosounder atau Fish Finder untuk menentukan posisi fishing ground dengan tepat.
Selain
itu, GPS digunakan untuk kembali ke lokasi pemasangan alat tangkap atau rumpon.
Alat tangkap tersebut biasanya adalah rawai atau longline maupun gill net
permukaan. Pada alat tangkap dan rumpon tersebut dipasang satelit pemancar
sehingga bisa ditangkap GPS. Atau bisa juga dengan cara, saat pemasangan
koordinat lokasi disimpan pada GPS sehingga bisa ditemukan dengan mudah di
kemudian hari. Tapi pada umumnya GPS hanya digunakan untk menentukan dan
menyimpan track pelayaran agar tidak tersesat di laut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Beberapa
hal yang bisa disimpulkan dari praktikum Akustik Kelautan mengenai GPS adalah:
a. GPS merupakan sebuah sistem satelit navigasi untuk
mengetahui suatu posisi di permukaan bumi.
b. Komponen yang terdapat di dalam GPS antara lain unit
antena sebagai penangkap sinyal satelit, unit display sebagai penampil
informasi hasil pembacaan, unit receiver sebagai penerima sinyal satelit untuk
memperkirakan posisi, serta transmitter sebagai penghasil pulsa gelombang
elektromagnet.
c. Pada umumnya, GPS digunakan untuk menentukan suatu posisi,
dimana pemanfaatannya meliputi survei pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi,
geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi, pertanian,
kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi.
d. Prinsip kerja GPS berdasarkan pemancaran sinyal satelit
yang diterima alat secara pasif, diaman paling tidak GPS harus memperoleh
sinyal dari 3 satelit untuk dapat menentukan posisi dengan tepat.
e. Kelebihan GPS adalah dapat dioperasikan kapan saja dimana
saja, oleh setiap orang sebab mudah pengoperasiannya, serta dapat diketahui
posisi koordiant geografis dengan cepat. Namun, GPS juga memiliki kelemahan
pada sinyalnya yang lemah karena pengaruh atmosfer serta sulit digunakan di
dalam ruangan atau bila terhalang gedung tinggi.
f. Dari praktikum bisa diketahui bahwa posisi GPS menentukan
hasil pengamatan. Pada Pos 1 (pengamatan dengn Echosounder I), diketahui berada pada koordinat 7°57’55” LS dan
112°35’46” BT.
g. Pada Pos 2 (pengamatan dengan Fish Finder II) diketahui
koordinat lokasi 7°57’54” LS dan 112°35’48” BT.
h. Pada Pos 3 (pengamatan dengan Echosounder II) diketahui koordinat lokasi 7°57’53” LS dan
112°35’45” BT.
i. Pada Pos 4 (pengamatan dengan Fish Finder II) diketahui koordinat lokasi 7°57’53” LS dan
112°35’47” BT.
j. Pada GPS posisi alat sangat menentukan hasil sebab GPS
menentukan posisinya berdasarkan sinyal satelit yang diterimanya, dimana satelit
tersebut mengelilingi bumi selama 24 jam sehari.
k. Pada bidang perikanan dan kelautan, GPS dimanfaatkan
sebagai penentu lokasi suatu alat tangkap yang telah dipasang, fishing ground ataupun rute pelayaran.
Sehingga GPS sangat penting dalam navigasi kapal.
5.2 Saran
Untuk
praktikum Akustik Kelautan mengenai GPS sebaiknya dilakukan di perairan laut
yang sebenarnya atau di perairan yang lebih luas dan dalam. Selain itu juga
sebaiknya praktikan diberi kesempatan lebih besar untuk mencoba mengoperasikan
GPS.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Hasanuddin Z. 2000. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya.
PT. Pradnya Paramita: Jakarta.
Abidin, Hasanuddin Z. 2007. GPS dan Survei Hidro-Oseanografi.
Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Abidin, Hassanuddin Z, dkk. 2009.
Deformasi Koseismik dan Pascaseismik Gempa Yogyakarta 2006 dari Hasil Survei
GPS. Jurnal Geologi Indonesia. 4 (4):
275-284
Bafdal, Nurpilihan, Kharistya Amaru,
Boy Macklin PP. 2011. Buku Ajar Sistem
Geografis. Jurusan Teknik Manajemen Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
Industri Pertanian, Universitas Padjajaran : Bandung.
Budiawan, Tiyo, Imam Santoso, Ajub
Ajulihan Zahra. 2011. Mobile Tracking Gps
(Global Positioning System) Melalui Media Sms (Short Message Service). http://eprints.undip.ac.id/25228/1/ML2F004518.pdf. Diakses pada 1 Oktober 2013, pukul 14.30 WIB
Buldan, Muslim, dkk. 2006. Pemodelan TEC Regional dari Data GPS
Stasiun Tetap di Indonesia dan Sekitarnya. Jurnal
PROC. ITB Sains dan Teknologi. 38 (2): 163-180
Firdaus, Oktri Mohammad. 2010. Analisis Implementasi Global Positioning
System (GPS) pada Moda Transportasi di PT.X. Proceeding Seminar
on Application and Research in Industrial Technology (SMART 2010), UGM
Yogyakarta, 29 Juli 2010.
Ginting, Atman. 2013. Teknik Penghitungan Nilai RSS IEE 802 IN
untuk Penentuan Lokasi Objek Menggunakan Metode K-NN. Surakarta.
Mizuno, Kazuhiko. 2013. The Best in Digital Echosounder. Japan.
Moeshariyanto, Gatot dan Saputra,
Candra. 2009. Navigasi Radar Navigasi
Elektronik. Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Banyuwangi.
Banyuwangi.
Puspika, Blasius Neri, dkk. 2012. Implementasi Algoritma Dijkstra Dalam
penentuan Jalur Terpendek Di Yogyakarta Menggunakan Gps dan Qt Geolocation.
Universitas Kristen Dutowacana. Yogyakarta
Shiddiq, Rahmad, dkk. 2012. Rancangan Bangun Alat tangkap kalibrasi
sensor dengan Menggunakan Metode Euticlean. ITS: Surabaya.
Sudibyo, Alexander. 2010. Analisis Ketersediaan Jasa Satelit Penentu
Posisi Lokasi Guna Mendukung Program Pengembangan Roket Pengorbit Satelit
LAPAN. jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_ansis/article/view/1/1.
Diakses pada 1 Oktober 2013, pukul 14.45
Tim SIG PT.
Geomatik-Konsultan. 2010. Modul Pelatihan
SIG (Sistem Informasi Geografis) ArcGIS. PT. Geomatik-Konsultan:Makassar
Trayudi. 2009. Implementasi dan Uji Kerja Sistem Pemantauan Posisi dan Tiingkat
Pencemaran Udara Bergerak. Tesis. Universitas Indonesia, Depok
Waldopo. 2008. Perairaan Darat dan Laut. Melalui (http://elcom.umy.ac.id/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Gegrafi/Perairan%20darat%20dan%20laut.Pdf). Diakses pada 1 Okober 2013 pukul
15.00 wib
Wibowo, Chaidir. 2011. Analisis Sebaran Iklim Klasifikasi
Schmidt-Ferguson Menggunakan SIG di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan.
Skripsi. Program studi Keteknikan Pertanian. Jurusan Teknologi pertanian.
Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin : Makassar.
Winardi. 2006. Penentuan
Posisi dengan GPS untuk Survey Terumbu Karang. Puslit Oseanografi – LIPI. http://www.coremap.or.id/downloads/GPS.pdf. diakses pada tanggal 1 oktober 2013 pukul 14.36 WIB.
Nb: Untuk laporan versi lengkap, bisa diakses di link berikut
cara melacak lokasi nomor hp tanpa diketahui Garmin mеmаng ѕudаh lama dikenal ѕеbаgаі pelopor merek Gps mobil dі dunia. Maka tak heran јіkа Gps merek іnі paling banyak dicari. Kualitas terbaik јugа menjadi alasan untuk ini. Gps dеngаn layar selebar 3.5 inchi іnі menawarkan tampilan yang cerah dеngаn peta berbentuk 3D dan mencakup ѕеmuа daerah yang ada dі negara Indonesia. Sеlаіn menawarkan panduan perjalanan, Gps Garmin Nuvi 1250i іnі јugа menawarkan perekaman data statistik perjalanan Andа yang meliputi kecepatan rata-rata, dan waktu tempuh. Daftar harga Gps navigasi mobil canggih іnі sebesar 1,850 juta rupiah
BalasHapus