Rabu, 17 September 2014

Laporan GPS (Global Positioning System)

LAPORAN GPS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Akustik adalah suatu metode yang menggunakan suara atau bunyi yang timbul dari getaran mekanik suatu permukaan benda. Sedangkan Akustik Kelautan merupakan teori yang membahas tentang gelombang suara dan perambatannya dalam suatu medium air laut. Acoustic System mulai dikenal dan populer dengan istilah SONAR (Sound Navigation And Ranging). Pada dekade 70-an barulah secara intensif diterapkan dalam pendeteksian dan pendugaan stok ikan, yakni dengan dikembangkannya analog echo integrator dan echo counter. Kemudian setelah diketemukan Digital Echo Integrator, Dual Beam Acoustic System, Split Beam Acoustic System, Quasi Ideal Beam System dan aneka Echo Processor canggih lainnya.
Pengetahuan mengenai dasar laut mulai berkembang setelah ditemukannya alat echosounder diatas. Kegunaan dari alat ini adalah untuk pengukuran kedalaman laut, pengidentifikasian dasar laut, mendeteksi gerombolan ikan di bagian bawah kapal. Gelombang yang dipancarkan oleh echosounder adalah vertikal. Alat yang bekerja berdasarkan ketepatan perbedaan waktu pada saat transmisi pulsa dan perjalanan echo dari dasar perairan. Kedalaman perairan di bawah kapal dapat dihitung dari kecepatan suara di air laut. Sedangkan alat ukur kedalaman menggunakan Echosounder beserta alat bantu lainnya (Waldopo, 2008).
Pemrosesan didukung oleh peralatan lainnya; komputer; GPS (Global Positioning System), Colour Printer, software program dan kompas. Sistem ini didesain untuk memberikan informasi mengenai waktu di seluruh dunia, memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti. Sistem ini juga dapat digunakan di segala cuaca sedangkan GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang merupakan system untuk menentukan posisi dan navigasi secara global dengan menggunakan satelit. Sedangkan GPS sendiri adalah sistem satelit navigasi yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (United States Departemen of Defense), dan dikelola oleh United States Air Force 50th Space Wing. Nama asli satelit ini adalah NAVSTAR GPS, tetapi kemudian lebih popular dengan sebutan GPS (Zinoviev, 2005 dalam Sudibyo, 2010).

1.2  Tujuan dan Manfaat Praktikum
Tujuan dari praktikum Akustik Kelautan mengenai GPS antara lain:
a.    Untuk mengetahui prinsip dasar (skema kerja) dan fungsi GPS.
b.    Untuk mengetahui bagian-bagian alat GPS serta fungsi dan cara perangkaiannya.
c.    Untuk mengetahui cara kerja dan cara pengoperasian GPS di bidang perikanan serta kelebihan dan kekurangannya.
Adapun manfaat dari praktikum Akustik Kelautan mengenai GPS adalah:
a.      Mahasiswa mengetahui prinsip dasar dan fungsi GPS.
b.      Mahasiswa mengetahui bagian-bagian alat GPS serta fungsi dan cara perangkaiannya.
c.      Mahasiswa mengetahui cara kerja dan cara pengoperasian GPS di bidang perikanan serta kelebihan dan kekurangannya.
Praktikum ini dilaksanakan dengan maksud agar memahami dan mampu menjelaskan fungsi dari GPS. Serta agar praktikan mampu menjelaskan dan memahami prinsip kerja dari GPS. Selain itu dimaksudkan agar praktikan mampu menjelaskan dan memahami komponen dari GPS.
1.3  Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktikum akustik kelautan mengenai GPS ini dilakukan sebanyak dua kali, yakni praktikum laboratorium dan praktikum lapang. Praktikum laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Penangkapan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, pada hari Rabu, 9 Oktober 2013, pukul 10:00-10:45.
Sedang praktikum lapang dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 November 2013, pukul 10:00-13:00 WIB, yang bertempat di Kolam Pemancingan Lembah Dieng, Kota Malang.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian GPS
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentu posisi yang memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi dan informasi waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa tergantung kepada waktu dan cuaca (Abidin et al., 2009).
GPS (Global Positioning System) adalah sebuah sistem atau proses untuk menentukan suatu posisi manapun di planet bumi ini berdasarkan 4 faktor: latitude, longitude, altitude dan time. Istilah lengkap GPS adalah NAVSTAR-GPS (Navigation System Timing And Ranging – GPS). Dibangun oleh Departemen Pertahanan U.S.A dengan dua tipe pelayanan: (1) SPS (Standard Positioning System untuk warga sipil), dan (2) PPS (Precise Positioning System untuk militer). Satelit GPS pertama, diluncurkan pada 22 Februari 1978. Fungsi GPS selain untuk menentukan posisi dari sesuatu benda/hal, GPS digunakan juga untuk menentukan variable-variabel turunan seperti: (1) Kecepatan, (2) Percepatan (Akselerasi), (3) Arah laju, dan (4) Ukuran Interval (i.e. Jarak, Selang Waktu) (Firdaus, 2010). GPS atau Global Positioning System, merupakan sebuah alat atau sistem yang dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya dimana dia berada (secara global) di permukaan bumi yang berbasiskan satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio dengan data digital. Dimanapun berada, maka GPS bisa membantu menunjukan arah, selama melihat langit. GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang berbasiskan satelit yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-satelit itu milik Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Departemen of Defense) yang pertama kali diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit.
Differensial GPS (DGPS) adalah metode lain yang dapat digunakan untuk mereduksi pengaruh ionosfer. Walaupun DGPS dapat menghasilkan akuarsi level sentimeter, tetapi metode ini hanya efektif untuk skala lokal dalam jangkauan sekitar 50 km. Untuk skala regional DGPS tidak dapat digunakan. Jika harus digunakan maka dibutuhkan banyak GPS yang harus dioperasikan pada jarak sekitar 50 km, yang tentunya koreksi ionosfer skala regional menggunakan DGPS menjadi tidak efektif. Dengan alasan tersebut Wide Area Differential GPS (WADGPS) dan Regional Area Differensial GPS menjadi semakin banyak digunakan untuk mengatasi keterbatasan metode konvensional DGPS (Buldan et al, 2006).

2.2 Komponen Bagian-bagian dan Fungsi GPS
2.2.1 Unit Antena
Dikatakan bahwa rangkaian menerima sebuah echosounder mirip dengan radio. Menerima sirkuit radio mengambil sinyal dari gelombang radio yang diterima dengan antena (deteksi) dan memproses sinyal elektromagnetik untuk mengembalikan mereka ke suara yang dapat didengar. Karena sinyal yang diterima adalah samar, mereka harus diperkuat untuk berkekuatan diperlukan pada tahap deteksi dan melewati filter (sinyal sirkuit pengolahan) untuk menolak kebisingan (Mizuno, 2013).
Jadi, antena pada GPS pada dasarnya berfungsi untuk menangkap sinyal yang dipancarkan satelit. Dengan jumlah minimal empat satelit yang dapat ditangkap oleh antena GPS, maka bisa diketahui letak dari alat GPS tersebut berupa kooridnat lintang buur. Selain itu, antena GPS juga berfungsi untuk memancarkan sinyal yang digunakan untuk mengetahui letak alat tersebut oleh peralatan deteksi yang lain.Unit antena bertugas untuk menerima dan menyimpan data yang ditransmisikan oleh stasiun-stasiun pengontrol, menyimpan dan menjaga informasi waktu berketelitian tinggi (ditentukan di jam ataomik pada satelit) dan memancarkan signal dan informasi secara kontinyu ke penerima atau receiver (Winardi, 2006).
2.2.2 Unit Display/Recorder
Proses yang dijelaskan di atas dilaksanakan di sirkuit menerima secara analog. Untuk menunjukkan sinyal tercermin di ekstrak pada display, namun, mikro di sounder gema analog proses mereka secara digital. Berkat proses ini, kita secara visual dapat melihat bentuk dasar laut dan gerombolan ikan tidak hanya sebagai besarnya sinyal terpantul tetapi juga sebagai bentuk yang lebih realistis. Dalam hal ini, sounder gema analog juga melakukan pengolahan digital pada tahap akhir dari operasi (Mizuno, 2013).
LCD digunakan untuk menampilkan informasi yang dihasilkan berupa koordinat hasil pembacaan GPS. Display dioperasikan dengan mode 4 bit dengan tujuan untuk penghematan port. Selain itu, kondisi di volt inisialisasi display dari codevision AVR menggunakan 4 bit (Budiawan et al., 2010).
Display pada GPS berguna untuk menampilkan informasi yang ditangkap oleh antena. Informasi yang berupa sinyal analog tersebut ditampilkan berupa gambar yang bisa dengan mudah diinterpretasikan. Dengan kata lain, display GPS digunakan untuk mengubah data analog menjadi data digital, yang selanjutnya data digital tersebut dapat disimpan dan diolah untuk keperluan yang lebih lanjut.
2.2.3 Receiver
Sebuah sistem tracking yang umum digunakan adalah dengan menggunakan GPS (Global Positioning System).  Karena dengan menggunakan GPS kita dapat mengetahui koordinat lintang dan koordinat bujur dari suatu tempat atau titik di permukaan bumi, sehingga dapat ditentukan dengan menggunakan GPS receiver yang merupakan koordinat lintang dan bujur dari GPS receiver itu sendiri.  GPS receiver akan memberikan data keluaran berupa data posisi (koordinat lintang dan bujur), waktu, kecepatan, serta arah dari GPS receiver tersebut (Abidin, 2000).
Satelit-satelit GPS memancarkan data yang mengindikasikan lokasinya dan waktu tertentu. Semua satelit GPS dioperasikan secara sinkron, jadi sinyal yang berulang-ulang dipancarkan pada saat yang sama. Sinyal bergerak pada kecepatan cahaya, tiba di receiver GPS dengan perbedaan waktu yang kecil, karena beberapa satelit memiliki jarak yang lebih jauh dari yang lain. Jarak ke satelit GPS dapat diperhitungkan dengan memperkirakan jumlah waktu yang dibutuhkan sinyalnya untuk mencapai receiver. Ketika receiver memperkirakan jarak dari sekurangnya 4 satelit GPS, ini cukup untuk mengkalkulasikan posisi dalam 3 dimensi (Bafdal et al., 2011).
Receiver GPS memiliki peran yang hampir sana seperti antena. Namun receiver hanya berfungsi menerima sinyal dari sekurang-kurangnya empat satelit, posisi GPS bisa ditentukan dalam tiga dimensi. Selain itu, receiver juga berfungsi memperkuat sinyal yang masuk atau ditangkap oleh antena.
2.2.4 Transmiter
Subsistem transmitter terdiri atas sensor gas, sensor suhu, mikrokontroler dan dua buah anena yaitu antena GPS dan antena GSM. (Taryudi, 2009). Seperti halnya istem navigasi lainnya, sistem doris bekerja berdasarkan effect doppler yaitu terjadinya pergeseran antara frekuensi dipancarkan oleh transmitter dan frekuensi yang diterima oleh receiver (Sudibyo, 2008).
Menurut Wibowo (2011), transmitter merupakan salah satu komponen radar yang menghasilkan pulsa gelombang elektromagnetik. Pulsa tersebut disalurkan ke scanner untuk selanjutnya dipancarkan keluar menuju objek. Sehingga transmitter berperan sebagai pengirim sinyal ke satelit.
Transmitter GPS berperan sebagai penghasil dan pengirim sinyal elektromagnetik yang akan dipancarkan oleh unit antena. Sinyal tersebut berfungsi untuk memberitahukan lokasi alat yang bersngkutan terhadap alat lain yang menangkap transmisi sinyal. Transmitter bisa dikatakan memiliki fungsi kebalikan dari unit receiver.
2.3 Fungsi GPS
GPS dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, salah satunya adalah untuk pemantau potensi kegempaan, hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak kerusakan dari bangunan dan infrastruktur dari gempa bumi (Abidin et al., 2009). GPS dapat memberikan informasi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter. Hingga saat ini GPS merupakan sistem satelit navigasi yang paling populer dan paling banyak diaplikasikan di dunia, baik di darat, laut, udara, maupun angkasa. Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-bidang aplikasi GPS yang cukup banyak saat ini antara lain meliputi survai pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi (Abidin H. 2007).
GPS (Global Positioning System) adalah sebuah sistem atau proses untuk menentukan suatu posisi, manapun di planet bumi ini berdasarkan 4 faktor, yaitu latitude, longitude, altitude dan time. Istilah lengkap GPS adalah NAVSTAR-GPS (Navigation System Timing And Ranging–GPS), yang dibangun oleh Departemen Pertahanan U.S.A dengan dua tipe pelayanan: (1) SPS (Standard Positioning System untuk warga sipil), dan (2) PPS (Precise Positioning System-untuk militer). Satelit GPS pertama, diluncurkan pada 22 Februari 1978. Fungsi GPS selain untuk menentukan posisi dari sesuatu benda/hal, GPS juga digunakan  untuk menentukan variable-variabel turunan seperti: (1) Kecepatan, (2) Percepatan (Akselerasi), (3) Arah laju, dan (4) Ukuran Interval (Jarak, Selang Waktu) (Firdaus, 2013).
Menurut Bafdal et al (2011), beberapa kegunaan dan manfaat GPS adalah sebagai berikut:
a.      Mengetahui posisi koordinat.
b.      Menentukan dan merekam posisi (mark waypoint).
c.      Menentukan dan merekam jalur pada saat berjalan (mark on track).
d.      Mengarahkan untuk mencapai posisi yang telah ditentukan (go to).
e.      Mengarahkan dan memandu untuk mencapai titik awal keberangkatan melalui jalur lintasan yang ditempuh pada saat berangkat (trackback).
f.       Membuat waypoint secara manual tanpa menggunakan data-data hasil perolehan geometris satelit..
g.      Membuat dan menyimpan rute perjalanan dari satu waypoint ke waypoint lainnya (route).

2.4 Sistem Pengoperasian / Cara Kerja GPS
Pada dasarnya GPS terdiri atas tiga segmen utama, yaitu segmen angkasa yang terdiri dari satelit - satelit GPS, segmen sistem kontrol yang terdiri dari stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit, dan segmen pemakai yang terdiri dari pemakai GPS termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal serta data GPS. Sinyal GPS yang dipancarkan oleh satelit-satelit GPS menggunakan band frekuensi L pada spektrum gelombang elektromagnetik. Setiap satelit GPS memancarkan 2 gelombang pembawa yaitu L1 dan L2 yang berisi data kode dan pesan navigasi (Shiddiq, 2012).
GPS bekerja dengan bantuan sinyal 28 satelit yang mengorbit disekeliling bumi. Posisi dari satelit ini adalah fix (latitude, longitude dan altitude-nya tidak akan berubah), maka dari itu satelit bisa menghitung posisi relative sesuatu benda di Bumi. Tiga satelit dapat digunakan untuk menghitung posisi dalam ruang 3D. Tapi ada kemungkinan kesalahan waktu (time error). Hal ini terutama karena pembengkokan sinyal (karena gravitasi atau refleksi dan sebagainya). Jika terjadi Time Error sebesar 1/1.000.000 second, akan terjadi kesalahan jarak sebesar 300m. Jadi satelit ke 4 diperlukan untuk menjaga agar kesalahan ini minimum (Firdaus, 2013).
Satelit GPS memancarkan sinyal pada peralatan yang berada di permukaan bumi. Receiver GPS menerima secara pasif sinyal satelit dan tidak memancarkan sinyal. GPS memerlukan ruang terbuka, sehingga hanya digunakan diluar ruangan (outdoor), dan  kadang tidak bekerja dengan baik pada wilayah yang berhutan atau dekat bangunan  tinggi. Cara kerja GPS bergantung pada referensi waktu yang sangat akurat, yang terdapat pada jam atom di U.S. Navy Seal Observatory. Tiap satelit GPS memiliki jam atom didalamnya (Bafdal et al., 2011)

2.5 Kelemahan dan Kelebihan GPS
Menurut Tim SIG PT. Geomatik-Konsultan (2010), keuntungan menggunakan GPS adalah sebagai berikut:
a.   Dapat dioperasikan 24 jam setiap hari dari lokasi manapun di permukaan bumi.
b.   Dapat digunakan oleh setiap orang dimanapun berada.
c.   Cara mengoperasikan sangat mudah.
d.   Cepat dan mudah mendapat data posisi koordinat geografis.
Sinyal GPS memiliki beberapa kelemahan seperti lemahnya sinyal karena pengaruh atmosfer atau tidak ketidakmampuan sinyal menembus benda yang bersifat tebal dan keras seperti gedung yang dapat berpengaruh pada penghitungan lokasi penerima. Dengan bantuan jaringan perangkat nirkabel, kelemahan yang terdapat pada GPS dapat diatasi dengan menggunakan metode nirkabel. (Puspika et al., 2012).
Keuntungan utama dari system GPS adalah bisa mendapatkan posisi melalui sinyal dari satelit. Tetapi GPS memiliki kelemahan yaitu penerima harus pada line of sight dengan satelit, yang merupakan masalah untuk aplikasi dalam gedung. GPS cocok untuk di luar gedung atau lingkungan outdoor dengan tingkat kesalahan 5 sampai dengan 10 meter. Teknologi lainnya adalah Cellphone. Cellphone cocok untuk lingkungan outdoor dengan prinsip telephone trunk yang memiliki akurasi 50 m dengan biaya yang moderate. Namun, akurasi dari sistem posisi berbasis GSM dalam ruangan sangat dibatasi oleh ukuran sel. Selain itu, efektivitas sistem untuk lingkungan dalam ruangan juga dibatasi oleh multipath dan pelemahan sinyal (Junyang et al., 2008 dalam Ginting, 2013).



BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan serta Fungsinya
Alat-alat yang digunakan pada praktikum akustik kelautan mengenai GPS adalah:
a.   GPS Map 178 C Souder : untuk mengetahui koordinat lintang bujur, arah dan kecepatan, mengetahui posisi saat di laut, menentukan rute perjalanan, menandai tempat-tempat penting seperti tempat yang banyak ikan, tempat yang dangkal dan sebagainya, serta mengetahui hasil pengamatan berupa suhu, kedalaman perairan, kedalaman dan stock ikan.
b.   Fishfinder : sebagai alat bantu untuk mencari ikan, mengetahui informasi keberadaan ikan, topografi bawah laut, dan kedalaman laut
c.   Tali rafia : untuk mengikat transducer di tongkat atau kayu
d.   Kayu atau tongkat : Sebagai alat pegangan untuk meletakkan transducer ke bawah air
e.   Antena : untuk menerima signal satelit
f.    Aki : sebagai sumber energi listrik
g.   Stopwatch : untuk menghitung waktu pengamatan
h.   Kabel : untuk menyalurkan listrik dari aki ke alat
Adapun bahan yang digunakan antara lain:
a.   Air aki : sebagai sumber pembangkit listrik pada aki
b.   Air tawar pada kolam : sebagai media tempat dan pengantar gelombang
c.   Ikan : sebagai obyek pengamatan



3.2 Cara Kerja
            Perangkaian
            Persiapan Alat
Perangkaian seluruh komponen alat
            Pengoperasian (untuk penentuan kedalaman dan seteksi ikan)      
            Tekan tombol Page ke halaman Sounder
            Tekan tombol Menu sampai keluar data menu
            Arah Arrow ke Menu Configure Sonar
            Pergunakan Arrow untuk membuat keterangan yang ada
            Untuk mempergunakan GPS arahkan Arrow pada posisi system
            Agar ikan  terdeteksi dengan suara pergunakan Alarm pada MenuConfigure Sonar
Pengoperasian (berlayar mengikuti track/map point)
            Untuk menampilkan track yang telah kita buat, tekan tombol Page
            Sampai pada Page Navigation Go to Map (Fishing Ground)         
            Kemudikan kapal sesuai dengan track yang terlihat di layar
            Perhatikan antara ujung gambar segitiga dengan garis layar untuk mempertahankan haluan
            Lihat keterangan tentang kecepatan, jarak, voltase, temperature air, waktu tempuh
Hasil



BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum
Dari pengamatan pada praktikum akustik kelautan diperoleh data:
Pengamatan
Ke (Menit)
Posisi
Koordinat
Suhu
Kedalaman
Perairan
Kedalaman
Ikan
Stock Ikan
Keterangan
Ada
Tidak
2
Pos 3
Echosounder II
7°57’53” LS
112°35’45” BT
81,7°F
2,5 ft
-
-

4
81,5°F
2,4 ft
-


6
81,7°F
2,5 ft
2,6 ft
3,0 ft
3,6 ft
8,2 ft

Terjadi kesalahan pengaatan karena kedalaman ikan melebihi kedalaman perairan
8
81,3°F
2,3 ft



10
81,5°F
1,9 ft



Pada praktikum lapang akustik kelautan, terdapat 4 pos pengamatan, yakni Pos 1 Echosounder I, Pos 2 Fish Finder I, Pos 3 Echosounder II, dan Pos 4 Fish Finder II. Pengamatan pada tiap pos dilakukan selama 10 menit, dengan pengambilan data setiap 2 menit. Pengamatan pada pos 1 dan 3 (Echosounder) menggunakan alat GPS Map 178 C Sounder. Sedangkan pada pos 2 dan 4 (Fish Finder) menggunakan Fish Finder 60 C. Perbedaan kedua alat tersebut adalah pada Fish Finder tidak terdapat antena untuk mendapatkan informasi mengenai posisi alat berdasarkan lintang dan bujur dari satelit.
Pada Pos 1 diketahui titik koordinat lokasi adalah 7°57’55’’ LS dan 112°35’46’’ BT. Pada Pos 2 diperoleh titik koordinat lokasi yaitu 7°57’54’’ LS dan 112°35’48’’ BT. Sedangkan Pos 3. Posisi koordinat diketahui pada 7°57’53’’ LS dan 112°35’45’’ BT.  Pada pos 4, titik koordinat lokasinya adalah 7°57’53’’ LS dan 112°35’47’’ BT. Perbedaan data koordinat tersebut karena pengaruh perbedaan letak dari GPS itu sendiri.
Posisi koordinat pada praktikum laboratorium dan lapang sangat berbeda. Hal ini berkaitan dengan peletakkan GPS, dimana GPS berhubungan dengan antena untuk menangkap sinyal. Sehingga, antena dan GPS tidak bisa dioperasikan di lokasi yang terhalang misal di dalam ruangan atau di anatara bangunan tinggi. Sebab hasil pengamatan lokasi akurat bahkan tidak muncul. Oleh karena itu, pada pengamatan dalam skala laboratorium penggunaan GPS hanya berupa simulasi karena wilayah sempit dan berada dalam ruangan. Sedang pada praktikum lapang, penggunaan GPS dilakukan secara real time karena wilayah lebih luas dan memungkinkan diperoleh data yang lebih akurat.
Abidin H (2009) mengungkapkan bahwa GPS merupakan sistem satelit navigasi dan penentu posisi yang memberikan informasi posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi waktu secara terus menerus di seluruh dunia tanpa tergantung pada waktu dan cuaca. Sehingga GPS banyak digunakan pada kendaraan ataupun kapal laut, bahkan kapal perikanan juga menggunakan GPS untuk menentukan lokasi fishing ground. Selain untuk melihat suatu posisi, GPS juga bisa digunakan untuk menentukan dan merekam rute perjalan sehingga sering dipakai kapal untuk panduan pelayaran.
Menurut Firdaus (2012) fungsi GPS selain untuk menentukan posisi dari benda atau hal, juga untuk menentukan kecepatan, percepatan (akselerasi), arah laju, dan ukuran interval (jarak, selang waktu).

4.2 Funsi Aplikasi GPS dalam Bidang Perikanan dan Kelautan
Beberapa kegunaan dan manfaat GPS menurut Bafdal et al. (2011) yang bisa diaplikasikan dalam perikanan dan kelautan antara lain
a.      Mengetahui posisi koordinat (misal gerombolan ikan, alat tangkap, atau kapal).
b.      Menentukan dan merekam posisi (mark waypoint).
c.      Menentukan dan merekam jalur pada saat berjalan (mark on track), semisal dalam mencatat atau merekam rute pelayaran.
d.      Mengarahkan untuk mencapai posisi yang telah ditentukan (go to), contohnya dalam berlayar menuju lokasi rumpon yang telah dipasang sebelumnya.
e.      Mengarahkan dan memandu untuk mencapai titik awal keberangkatan melalui jalur lintasan yang ditempuh pada saat berangkat (trackback).
f.       Membuat waypoint secara manual tanpa menggunakan data-data hasil perolehan geometris satelit..
g.      Membuat dan menyimpan rute perjalanan antar waypoint.
Kegunaan pokok GPS adalah untuk menentukan posisi lintang dan bujur kapal, menentukan kecepatan kapal, menentukan jarak tempuh kapal, memperkirakan jarak waktu datang di pelabuhan tujuan, menentukan sisa waktu tempuh, menyimpan posisi kapal yang diinginkan, menentukan jejak pelayaran dalam bentuk peta, dan membuat bagan panduan bernavigasi (Moeshariyanto dan Saputra, 2009). Jadi, pada umumnya GPS sangat penting digunakan sebagai alat bantu pelayaran dalam navigasi dan penangkapan. Pada kapal penangkapan, GPS bisa diintegrasikan pada Echosounder atau Fish Finder untuk menentukan posisi fishing ground dengan tepat.
Selain itu, GPS digunakan untuk kembali ke lokasi pemasangan alat tangkap atau rumpon. Alat tangkap tersebut biasanya adalah rawai atau longline maupun gill net permukaan. Pada alat tangkap dan rumpon tersebut dipasang satelit pemancar sehingga bisa ditangkap GPS. Atau bisa juga dengan cara, saat pemasangan koordinat lokasi disimpan pada GPS sehingga bisa ditemukan dengan mudah di kemudian hari. Tapi pada umumnya GPS hanya digunakan untk menentukan dan menyimpan track pelayaran agar tidak tersesat di laut.



BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Beberapa hal yang bisa disimpulkan dari praktikum Akustik Kelautan mengenai GPS adalah:
    a.    GPS merupakan sebuah sistem satelit navigasi untuk mengetahui suatu posisi di permukaan bumi.
     b.    Komponen yang terdapat di dalam GPS antara lain unit antena sebagai penangkap sinyal satelit, unit display sebagai penampil informasi hasil pembacaan, unit receiver sebagai penerima sinyal satelit untuk memperkirakan posisi, serta transmitter sebagai penghasil pulsa gelombang elektromagnet.
   c.    Pada umumnya, GPS digunakan untuk menentukan suatu posisi, dimana pemanfaatannya meliputi survei pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi.
      d.    Prinsip kerja GPS berdasarkan pemancaran sinyal satelit yang diterima alat secara pasif, diaman paling tidak GPS harus memperoleh sinyal dari 3 satelit untuk dapat menentukan posisi dengan tepat.
      e.    Kelebihan GPS adalah dapat dioperasikan kapan saja dimana saja, oleh setiap orang sebab mudah pengoperasiannya, serta dapat diketahui posisi koordiant geografis dengan cepat. Namun, GPS juga memiliki kelemahan pada sinyalnya yang lemah karena pengaruh atmosfer serta sulit digunakan di dalam ruangan atau bila terhalang gedung tinggi.
       f.     Dari praktikum bisa diketahui bahwa posisi GPS menentukan hasil pengamatan. Pada Pos 1 (pengamatan dengn Echosounder I), diketahui berada pada koordinat 7°57’55” LS dan 112°35’46” BT.
       g.    Pada Pos 2 (pengamatan dengan Fish Finder II) diketahui koordinat lokasi 7°57’54” LS dan 112°35’48” BT.
      h.    Pada Pos 3 (pengamatan dengan Echosounder II) diketahui koordinat lokasi 7°57’53” LS dan 112°35’45” BT.
       i.      Pada Pos 4 (pengamatan dengan Fish Finder II) diketahui koordinat lokasi 7°57’53” LS dan 112°35’47” BT.
     j.      Pada GPS posisi alat sangat menentukan hasil sebab GPS menentukan posisinya berdasarkan sinyal satelit yang diterimanya, dimana satelit tersebut mengelilingi bumi selama 24 jam sehari.
      k.    Pada bidang perikanan dan kelautan, GPS dimanfaatkan sebagai penentu lokasi suatu alat tangkap yang telah dipasang, fishing ground ataupun rute pelayaran. Sehingga GPS sangat penting dalam navigasi kapal.
5.2 Saran
            Untuk praktikum Akustik Kelautan mengenai GPS sebaiknya dilakukan di perairan laut yang sebenarnya atau di perairan yang lebih luas dan dalam. Selain itu juga sebaiknya praktikan diberi kesempatan lebih besar untuk mencoba mengoperasikan GPS.



DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Hasanuddin Z. 2000. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. PT. Pradnya Paramita: Jakarta.
Abidin, Hasanuddin Z. 2007. GPS dan Survei Hidro-Oseanografi. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Abidin, Hassanuddin Z, dkk. 2009. Deformasi Koseismik dan Pascaseismik Gempa Yogyakarta 2006 dari Hasil Survei GPS. Jurnal Geologi Indonesia. 4 (4): 275-284
Bafdal, Nurpilihan, Kharistya Amaru, Boy Macklin PP. 2011. Buku Ajar Sistem Geografis. Jurusan Teknik Manajemen Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjajaran : Bandung.
Budiawan, Tiyo, Imam Santoso, Ajub Ajulihan Zahra. 2011. Mobile Tracking Gps (Global Positioning System) Melalui Media Sms (Short Message Service). http://eprints.undip.ac.id/25228/1/ML2F004518.pdf‎. Diakses pada 1 Oktober 2013, pukul 14.30 WIB
Buldan, Muslim, dkk. 2006. Pemodelan TEC Regional dari Data GPS Stasiun Tetap di Indonesia dan Sekitarnya. Jurnal PROC. ITB Sains dan Teknologi. 38 (2): 163-180
Firdaus, Oktri Mohammad. 2010. Analisis Implementasi Global Positioning System (GPS) pada Moda Transportasi di PT.X. Proceeding Seminar on Application and Research in Industrial Technology (SMART 2010), UGM Yogyakarta, 29 Juli 2010.
Ginting, Atman. 2013. Teknik Penghitungan Nilai RSS IEE 802 IN untuk Penentuan Lokasi Objek Menggunakan Metode K-NN. Surakarta.
Mizuno, Kazuhiko. 2013. The Best in Digital Echosounder. Japan.
Moeshariyanto, Gatot dan Saputra, Candra. 2009. Navigasi Radar Navigasi Elektronik. Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Banyuwangi. Banyuwangi.
Puspika, Blasius Neri, dkk. 2012. Implementasi Algoritma Dijkstra Dalam penentuan Jalur Terpendek Di Yogyakarta Menggunakan Gps dan Qt Geolocation. Universitas Kristen Dutowacana. Yogyakarta
Shiddiq, Rahmad, dkk. 2012. Rancangan Bangun Alat tangkap kalibrasi sensor dengan Menggunakan Metode Euticlean. ITS: Surabaya.
Sudibyo, Alexander. 2010. Analisis Ketersediaan Jasa Satelit Penentu Posisi Lokasi Guna Mendukung Program Pengembangan Roket Pengorbit Satelit LAPAN. jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_ansis/article/view/1/1. Diakses pada 1 Oktober 2013, pukul 14.45
Tim SIG PT. Geomatik-Konsultan. 2010. Modul Pelatihan SIG (Sistem Informasi Geografis) ArcGIS. PT. Geomatik-Konsultan:Makassar
Trayudi. 2009. Implementasi dan Uji Kerja Sistem Pemantauan Posisi dan Tiingkat Pencemaran Udara Bergerak. Tesis. Universitas Indonesia, Depok
Waldopo. 2008. Perairaan Darat dan Laut. Melalui (http://elcom.umy.ac.id/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Gegrafi/Perairan%20darat%20dan%20laut.Pdf). Diakses pada 1 Okober 2013 pukul 15.00 wib
Wibowo, Chaidir. 2011. Analisis Sebaran Iklim Klasifikasi Schmidt-Ferguson Menggunakan SIG di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Skripsi. Program studi Keteknikan Pertanian. Jurusan Teknologi pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin : Makassar.
Winardi. 2006. Penentuan Posisi dengan GPS untuk Survey Terumbu Karang. Puslit Oseanografi – LIPI. http://www.coremap.or.id/downloads/GPS.pdf. diakses pada tanggal 1 oktober 2013 pukul 14.36 WIB.

Nb: Untuk laporan versi lengkap, bisa diakses di link berikut

1 komentar:

  1. cara melacak lokasi nomor hp tanpa diketahui Garmin mеmаng ѕudаh lama dikenal ѕеbаgаі pelopor merek Gps mobil dі dunia. Maka tak heran јіkа Gps merek іnі paling banyak dicari. Kualitas terbaik јugа menjadi alasan untuk ini. Gps dеngаn layar selebar 3.5 inchi іnі menawarkan tampilan yang cerah dеngаn peta berbentuk 3D dan mencakup ѕеmuа daerah yang ada dі negara Indonesia. Sеlаіn menawarkan panduan perjalanan, Gps Garmin Nuvi 1250i іnі јugа menawarkan perekaman data statistik perjalanan Andа yang meliputi kecepatan rata-rata, dan waktu tempuh. Daftar harga Gps navigasi mobil canggih іnі sebesar 1,850 juta rupiah

    BalasHapus