Blue Economy, sejak Gunter
Pauli memperkenalkannya pada tahun 2010 melalui bukunya The Blue
Economy: 10 years – 100 innovations – 100 million jobs konsep
perekonomian tersebut telah tersebar ke seluruh dunia dan menginspirasi banyak
kalangan. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga ikut terkena pesona
konsep yang memang menjajikan kemajuan dalam berbagai bidang tersebut. Hal ini bisa
dilihat dalam pidato beliau pada KTT Rio+20 di Rio de Janero, Brasil. Beliau
menyampaikan bahwa Indonesia akan menerapkan konsep Blue Economy
tersebut dalam mengembangkan sektor perikanan dan kelautan.
Dalam bukunya
tersebut, Gunter Pauli menjelaskan bahwa Blue Economy adalah
solusi pembangunan dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada secara optimal melalui
pengolahan sumberdaya non-emisi atau tanpa sampah. Artinya sumberdaya
yang ada benar-benar diolah dan dimanfaatkan tanpa sisa, bahan buangan atau
sisa dari suatu proses diolah kembali dalam proses yang lain, sehingga
sumberdaya yang ada akan terolah secara optimal tanpa menghasilkan zat buangan yang biasanya
justru menjadi zat pencemar pada lingkungan. Sedangkan di Indonesia sendiri,
konsep Blue Economy disalahartikan sebagai konsep pemanfaatan sumberdaya
perikanan dan kelautan secara maksimal dan berkelanjutan. Memang tidak salah,
hanya saja pada akhirnya implementasi konsep Blue Economy di Indonesia
hanya terkonsentrasi pada sektor perikanan dan kelautan saja.
Banyak kalangan
yang mengatakan bahwa Blue Economy yang disampaikan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono hanya konsep dan wacana saja, sebab sampai saat ini masih belum ada
kemajuan yang signifikan dalam perekonomian Indonesia. Bahkan, sektor perikanan
dan kelautan yang menjadi tempat implementasi konsep tersebut tetap belum
menunjukkan kekuatannya. Dalam hal ini, kesalahan bukan terletak pada konsep
ataupun usaha penerapannya, namun pada cara penerapan konsep tersebut dalam
pembangunan perekonomian.
Sebuah pembangunan
ekonomi negara tidak hanya dititikberatkan dalam satu sektor saja, tetapi juga
digerakkan seluruh sektor yang ada. Ketika dirasa terdapat sebuah konsep yang
baik dan menguntungkan, maka konsep tersebut sebaiknya diterapkan dalam
pembangunan semua sektor yang ada. Jadi, konsep Blue Economy di Indonesia
seharusnya tidak diimplementasikan dalam sektor perikanan dan kelautan saja,
tetapi juga diperlukan penerapannya di semua sektor perekonomian di Indonesia. Pengertian
tentang konsep Blue Economy juga diperbaiki lagi dimana konsep itu bukan
berarti pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan untuk kemakmuran bangsa
akan tetapi pemanfaatan semua sumberdaya yang ada secara optimal dan berkelanjutan.
Dalam hal ini,
solusi yang diberikan untuk bisa diterapkan oleh pemerintah dalam implementasi Blue
Economy yang tepat antara lain: pertama, memperkenalkan dan
menyebarkan konsep Blue Economy yang benar kepada masyarakat luas,
sehingga masyarakat mengetahui konsep seperti apa yang sedang diterapkan oleh
pemerintah dalam pembangunan; kedua, mengajak masyarakat untuk
ikut berkontribusi dalam penerapan konsep dalam rangka pembangunan perekonomian
nasional; ketiga, menciptakan kesempatan dan peluang bagi
masyarakat untuk mengembangkan inovasi dan teknologi yang mendukung konsep Blue
Economy; keempat, membuat anggaran dana untuk riset mengenai
pengembangan konsep Blue Economy yang lebih baik lagi dan bisa
benar-benar diterapkan di semua sektor perekonomian Indonesia.
Pada akhirnya,
sesungguhnya semua konsep adalah baik dan bisa membuat kemajuan negara. Akan
tetapi, konsep tersebut akan lebih baik lagi jika dimengerti secara benar dan
diterapkan dengan tepat. Begitu pula dengan konsep Blue Economy. Konsep
ini sebenarnya sangat kuat, sebab berorientasi pada pemanfaatan sumberdaya yang
ada secara optimal tanpa mengesampingkan keberlanjutan dan kelestarian
sumberdaya itu sendiri maupun lingkungan. Sebuah konsep yang kuat akan semakin
hebat jika diimplementasikan dengan tepat. Blue Economy, agar langit
tetap biru, laut tetap biru, dan bumi yang dilihat dari luat angkasa tetap
biru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar